1. Bangun di
saat menjelang fajar untuk beristighfar.
”Dan, yang memohon ampun di waktu sahur” (QS. Ali Imran:17)
2. Menyendiri untuk ber-tafakur.
”Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi” (QS. Ali Imran:191
3. Menjalin hubungan dengan orang salih.
”Dan, bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya” (QS. Al-Kahfi: 28)
4. Berdzikir
”Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu (dengan menyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab:41)
5. Melakukan sholat dua rakaat dengan khusyu’.
”Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sholat mereka” (QS. Al-Mu’minun:2)
6. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur.
”Tidaklah mereka memperhatikan Al-Qur’an” (QS. An-Nisa:82)
7. Berpuasa pada hari yang sangat panas.
”Meninggalkan makanan, minuman dan syahwatnya karena Aku” (Al-Hadits)
8. Melakukan sedekah secara sembunyi-sembunyi.
”Hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya” (Al-Hadits)
9. Merigankan beban seorang muslim.
”Barangsiapa meringankan kesusuahan yang dialami seorang muslim di dunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan yang adadi hari Kiamat” (Al-Hadits)
10. Berlaku zuhud terhadap sesuatu yang sifatnya fana.
”Sedangkan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS Al-A’la:17)
Salah satu yang menjadikan anak Nabi Nuh sengsara adalah karena dia berkata;
”Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah” (QS. Hud:43)
Seandainya dia mencari perlindungan kepada Rabb langit dan bumi, maka itu akan jauh lebih baik, lebih mulia dan lebih selamat.
Namrud menjadi sengsara karena dengan congkak berkata, ”Sayalah yang menghidupkan dan mematikan ”Dengan berkata demikian berarti ia telah memakai pakaian yang bukan miliknya dan mencuri sifat yang tidak halal baginya. Akibatnya, ia pun dibuat tak berkutik dan tak berdaya.
”Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan di dunia” (QS. An-Nazi’at:25)
Kunci kebahagiaan ada pada satu kata. Warisan agama ada pada sebuah ungkapan. Dan panji kemenangan terletak pada sebuah kalimat. Kata, ungkapan dan kalimat itu adalah: Lailaha illallah, muhammad rasulullah.
Kebahagiaan seseorang yang mengucapkan itu di bumi, adalah saat kelak di langit akan dikatakan kepadanya, ”Engkau benar.”
”Dan, orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya” (QS. Az-Zumar:33)
Kebahagiaan orang yang mengamalkannya adalah jaminan bahwa dia akan selamat dari kehancuran, cela, cacat dan neraka.
”Dan, Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka”
”Dan, yang memohon ampun di waktu sahur” (QS. Ali Imran:17)
2. Menyendiri untuk ber-tafakur.
”Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi” (QS. Ali Imran:191
3. Menjalin hubungan dengan orang salih.
”Dan, bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya” (QS. Al-Kahfi: 28)
4. Berdzikir
”Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu (dengan menyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab:41)
5. Melakukan sholat dua rakaat dengan khusyu’.
”Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sholat mereka” (QS. Al-Mu’minun:2)
6. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur.
”Tidaklah mereka memperhatikan Al-Qur’an” (QS. An-Nisa:82)
7. Berpuasa pada hari yang sangat panas.
”Meninggalkan makanan, minuman dan syahwatnya karena Aku” (Al-Hadits)
8. Melakukan sedekah secara sembunyi-sembunyi.
”Hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya” (Al-Hadits)
9. Merigankan beban seorang muslim.
”Barangsiapa meringankan kesusuahan yang dialami seorang muslim di dunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan yang adadi hari Kiamat” (Al-Hadits)
10. Berlaku zuhud terhadap sesuatu yang sifatnya fana.
”Sedangkan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS Al-A’la:17)
Salah satu yang menjadikan anak Nabi Nuh sengsara adalah karena dia berkata;
”Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah” (QS. Hud:43)
Seandainya dia mencari perlindungan kepada Rabb langit dan bumi, maka itu akan jauh lebih baik, lebih mulia dan lebih selamat.
Namrud menjadi sengsara karena dengan congkak berkata, ”Sayalah yang menghidupkan dan mematikan ”Dengan berkata demikian berarti ia telah memakai pakaian yang bukan miliknya dan mencuri sifat yang tidak halal baginya. Akibatnya, ia pun dibuat tak berkutik dan tak berdaya.
”Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan di dunia” (QS. An-Nazi’at:25)
Kunci kebahagiaan ada pada satu kata. Warisan agama ada pada sebuah ungkapan. Dan panji kemenangan terletak pada sebuah kalimat. Kata, ungkapan dan kalimat itu adalah: Lailaha illallah, muhammad rasulullah.
Kebahagiaan seseorang yang mengucapkan itu di bumi, adalah saat kelak di langit akan dikatakan kepadanya, ”Engkau benar.”
”Dan, orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya” (QS. Az-Zumar:33)
Kebahagiaan orang yang mengamalkannya adalah jaminan bahwa dia akan selamat dari kehancuran, cela, cacat dan neraka.
”Dan, Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka”
Note: Uraian di atas dipetik dari buku La Tahzan – Jangan bersedih!, karangan DR. ’Aidh al-Qarni, penerbit Qisthi Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar